Potret Gerakan Mahasiswa

foto : Dokumentasi PMII STEI Al-Ishlah

 Media Alishlah25/11 -Bertempat di Kediaman Sahabat Riski Setia tepatnya di desa Lengkong kulon Kec. Sindangwangi Kab. Majalengka, PK PMII STEI Al-Ishlah Cirebon mengadakan kajian informal sebagai Follow Up Mapaba yang Dihadiri Oleh Kader PMII STEI Al-Ishlah. Kajian ini dipantik Oleh Sahabat Aziz Nuramadani Sebagai PC PMII Cirebon yang sangat relevan dengan materi yang diangkat, kesesuaian dengan kapasitasnya dalam tema yang diangkat yaitu Potret Gerakan Mahasiswa dan dimoderatori oleh saya sendiri selaku penulis dalam kajian ini. 


Potret Gerakan Mahasiswa adalah sebuah historis gerakan mahasiswa. Gerakan mahasiswa di Indonesia adalah kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas, dan kemampuan kepemimpinan. 


Gerakan mahasiswa ada di Indonesia sejak tahun 1908 dan melebar di era reformasi. Oleh sebab itu gerakan mahasiswa di anggap sebagai cikal bakal Perjuangan nasional. Potret Gerakan Mahasiswa tahun 1908 ditandai dengan berdirinya organisasi Budi Utomo.


Budi Utomo adalah wadah perjuangan yang pertama kali memiliki struktur pengorganisasian modern, bertujuan untuk menjamin kehidupan bangsa yang terhormat.


Gerakan ini didirikan di Jakarta, 20 Mei 1908 oleh para pemuda STOVIA atau sekolah dokter di Jawa. Fokus utama dari BU adalah pengembangan generasi muda di bidang sosial, pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan. Sejak saat itu, Budi Utomo mengalami perkembangan yang sangat pesat.


Lalu pada tahun 1987-1989 diadakan aksi mahasiswa pertama, Adapun tuntutan mahasiswa adalah dicabutnya NKK/BKK. Itulah awal dari gerakan mahasiswa melalukan aksi demonstrasi setelah paska diberlakukannya NKK/BKK yang dibuat oleh Mendikbud Daud Joesoef.

Pada tahun 1993 ditangkapnya 21 mahasiswa dari berbagai daerah karena melakukan aksi di DPR/MPR dengan spanduk ungu “Seret Soeharto ke Sidang Istimewa” dan 21 Mahasiswa yang mengatasnamaka FAMI (Front Aksi Mahasiswa Indonesia) mendapatkan pidana penjara dari 9 bulan samapai 3 tahun. Disitulah awal gerakan mahasiswa terkonsolidasi dengan baik dan dalam persidanganpun dilalui dengan berbagai aksi mahasiswa secata berturut-turut, sampai aksi penuntutan mahasiswa di gelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah ditangkap beberapa mahasiswa di pagi hari karena melakukan aksi alegorisnya. Mereka di tangkap oleh polres Jakarta Pusat, waktu itu Kasat sersenya Tito Karnavian karena dianggap mengganggu ketertiban. Walaupun akhirnya dilepas setelah mengalami BAP.

Gerakan 1998 menuntut reformasi dan dihapuskannya “KKN” (korupsi, kolusi dan nepotisme) pada 1997-1998, lewat pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa, akhirnya memaksa Presiden Soeharto melepaskan jabatannya. Berbagai tindakan represif yang menewaskan aktivis mahasiswa dilakukan pemerintah untuk meredam gerakan ini di antaranya: Peristiwa Cimanggis, Peristiwa Gejayan, Tragedi Trisakti, Tragedi Semanggi I dan II, Tragedi Lampung. Gerakan ini terus berlanjut hingga pemilu 1999.

Pasca-reformasi, gerakan mahasiswa masih terus berlanjut.

Tahun 2007, mahasiswa dari 37 perguruan tinggi mendirikan Badan Eksekutif Mahasiswa-Seluruh Indonesia (BEM SI). Gerakan mahasiswa ini muncul pada periode pertama Soesilo Bambang Yudhoyono dengan Tujug Gugatan Rakyat (Tugu Rakyat). Aksinya kemudian diselenggarakan pada Mei 2008 di Istana Negara. Mereka menuntut agar pemerintah menasionalisasi aset strategis bangsa, mewujudkan pendidikan yang merata, menuntaskan kasus korupsi, hingga isu lingkungan akibat lumpur lapindo.

Masih terus berlanjut, gerakan Tugu Rakyat berlangsung hingga tahun 2014 ketika Presiden Joko Widodo bersama Jusuf Kalla memimpin. Para mahasiswa hendak menurunkan Joko Widodo, tetapi gagal.

Selanjutnya, tahun 2020, terjadi aksi mahasiswa dalam menolak Omnibus Law (UU Cipta Kerja) yang dinilai dapat berdampak pada segala aspek, mulai dari isu lingkungan hingga mengabaikan kesejahteraan buruh.