Kaderisasi PMII
Bertempat di kediaman Sahabat Dipta Ramdani tepatnya di desa Cikalahang Kec. Dukupuntang Kabupaten Cirebon, PK PMII STEI AL-Ishlah Cirebon mengadakan kajian informal sebagai Follow Up Mapaba yang Dihadiri Oleh Ketua Komisariat Sahabat Miftakhul Huda beserta jajaran. Kajian ini dipantik oleh Sahabat Nur Aisyah sebagai Wakil Ketua Bid. 1 Internal yang sangat relevan dengan materi yang diangkat, kesesuaian dengan jabatan dan kapasitasnya di bidang kaderisasi dan dimoderatori saya sendiri selaku penulis dalam kajian ini.
Kaderisasi adalah sebuah keniscayaan dan mutlak diperlukan dalam membangun struktur kerja yang mandiri dan berkelanjutan. Pada hakikatnya Tujuan kaderisasi dalam PMII adalah upaya–upaya secara totalitas yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan untuk membina serta mengembangkan potensi dzikir, fikir dan amal sholeh pada setiap warga pergerakan. Maka dari itu citra diri ulul albab disarikan dalam motto PMII dzikir, fikir, dan amal shaleh. Secara kategoris dapat dipilih ke dalam tiga bentuk kaderisasi PMII, yakni: kaderisasi formal, informal dan non formal ketiga bentuk kaderisasi ini untuk mewujudkan kader yang berkualitas ulul albab.
Beberapa manfaat yang kita dapatkan dari kegiatan pengkaderan, yaitu: Kematangan diri secara psikologis yang tercermin dalam sikap dan moralitas individu dan organisasi. Kedalaman ilmu, wawasan, serta analisis yang baik dalam profesionalitas pengetahuan.
Di akhir kajian Ketua Komisariat mengatakan “Sebuah keberhasilan dari suatu organisasi yakni mencetak kader penerus yang lebih baik.”
Untuk itu kaderisasi dalam sebuah organisasi merupakan suatu kebutuhan juga keharusan dalam menciptakan kualitas serta kuantitas. Dalam proses pengkaderan itu diperlukan sebuah keyakinan juga keikhlasan, dan dalam mewujudkan semangat berorganisasi dan partisipasi yang tinggi kita haruslah melakukan ditahapan-tahapan selanjutnya.